Ambon, Suarapaparisa.com – Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Husein, mengatakan tahun pelajaran 2023-2024, peserta ujian di jenjang SMA, SMK dan SLB se- Maluku berjumlah 29.356 siswa. Untuk jenjang SMA sebanyak 21.945 siswa dari 288 SMA, Jenjang SMK, berjumlah 7.328 siswa dari 116 SMK dan jenjang SLB sebanyak 83 siswa dari 16 SLB.
“Ini penting karena berpengaruh pada angka partisipasi sekolah, kelulusan bahkan indikator tingkat ketertinggalan dan indeks pembangunan manusia, juga menjadi informasi dasar sehingga kebijakan pembangunan bidang pendidikan akan tepat sasaran sesuai kebutuhan,” katanya sebelum membuka secara resmi pelaksanaan ujian sekolah tahun ajaran 2023/2024 di SMA Negeri Siwalima Ambon, Senin, 4 Maret 2024.
Dia kemudian berpesan kepada seluruh peserta ujian untuk tetap optimis, menjaga kesehatan dan menyiapkan mental sebelum menghadapi tantangan akademis.
“Tiga tahun kalian dibimbing sehingga materi-materi diujikan pasti telah kalian pahami. Tetap fokus, baca naskah soal dengan teliti, selesaikan lebih dulu pertanyaan yang mudah dijawab dengan selalu memperhatikan waktu,” kata Husein berpesan.
Menurutnya, pelaksanaan ujian bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada akhir jenjang dengan standar kelulusan yang telah ditetapkan. Hal ini menegaskan peran strategis sekolah dan pemerintah daerah dalam memetakkan kualitas pendidikan.
Olehnya itu, lanjut Husein, ada dua bentuk pelaksanaan ujian yang digunakan yakni moda komputer dan kertas. Penggunaan moda komputer dilaksanakan di sekolah-sekolah yang dilengkapi dengan laboratorium komputer, yang memungkinkan ujian dilaksanakan secara digital. Hal ini mencerminkan perkembangan teknologi dalam pendidikan dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dalam pengolahan dan evaluasi ujian.
“Ini semacam latihan atau kebiasaan para siswa dengan menggunakan komputer. Apapun di tingkat atas, sudah menggunakan komputer semua,” lanjutnya.
Sementara sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium komputer, sambung Husein, masih menggunakan moda kertas untuk pelaksanaan ujian. Meskipun moda komputer telah menjadi pilihan yang populer di banyak sekolah, ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan sebuah sekolah untuk tetap menggunakan moda kertas, termasuk keterbatasan sumber daya dan infrastruktur teknologi.
“Ada juga daerah-daerah yang belum ada jaringan, tetapi dalam hal ini adalah bagaimana keseriusan siswa, bahwa mereka harus betul-betul serius menghadapi kegiatan ini,”Tutupnya. (E.M)
Komentar